oleh dr. Dina Adriana, SpGK
Apa yang dicari saat kita mengonsumsi sayur-mayur dan aneka buah-buahan?
Vitamin?
Mineral?
Yes, itu betul. Tapi ada zat gizi lain yang tak kalah penting, yang hanya terdapat pada buah dan sayur. Apakah itu? Itu adalah SERAT PANGAN (dietary fiber).
Mungkin banyak yang belum tahu manfaat serat yang sangat banyak bagi tubuh kita, selain melancarkan buang air besar. Saya ceritakan sedikit, ya…
Serat, atau dietary fiber, pada pengelompokan zat gizi termasuk ke dalam komponen makronutrien, yaitu zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah cukup besar, tepatnya termasuk golongan karbohidrat. Berbeda dengan vitamin dan mineral yang digolongkan sebagai mikronutrien, sehingga tubuh hanya membutuhkannya dalam jumlah sedikit, kita membutuhkan serat dalam jumlah cukup banyak. Nama-nama dietary fiber yang kita kenal misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, inulin, juga FOS (fruktooligosakarida) dan GOS (glikooligosakarida). Selain ini masih banyak lagi jenis serat pangan lainnya.
Kita membutuhkan serat sebanyak 25-35 gram dalam sehari, yang dibagi menjadi beberapa porsi. Ini adalah kebutuhan serat secara umum pada orang dewasa. Pada anak tentu berbeda, karena ada perbedaan kapasitas saluran cerna serta kebutuhan untuk tumbuh kembang. Lain kali saya akan cerita lagi tentang ini, jika tidak ada halangan.
Serat dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis, tergantung bagaimana cara pengelompokannya. Berdasarkan kelarutannya, ada serat larut dan tak larut. Berdasarkan kemampuan serat tersebut untuk difermentasikan oleh bakteri baik di usus, dibagi menjadi fermentable dan non-fermentable. Dan ada berbagai cara pengelompokan serat lainnya.
Serat bersifat tidak dapat dicerna oleh saluran cerna manusia, karena saluran pencernaan manusia tidak menghasilkan enzim yang dapat mencerna serat. Oleh karena itu serat ketika masuk ke dalam saluran cerna akan mengalami nasib yang berbeda dengan zat gizi lainnya. Serat fermentable tidak dapat diserap, karena tidak dapat dicerna. Namun, bakteri baik di usus yang akan mencernanya, dan menghasilkan zat yang disebut asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid, SCFA). SCFA inilah yang akan diserap oleh sel-sel usus dan menyumbang perannya terhadap sistem kekebalan tubuh kita.
Serat larut bersifat menyerap air, sehingga akan membentuk konsistensi seperti jel. Hal ini baik untuk saluran cerna yang sedang bermasalah (diare), karena serat akan membantu menyerap kelebihan cairan yang terjadi. Serat tak larut juga memiliki fungsi, yaitu membentuk massa (bulk builder), sehingga baik untuk melunakkan feses (kotoran) dan melancarkan buang air besar.
Bagian tubuh tanaman yang banyak mengandung serat terutama pada batang dan daun, namun hampir semua bagian tanaman mengandung serat, karena serat merupakan bahan pembentuk dinding sel tumbuhan. Tanaman dan makanan yang banyak mengandung serat dan bisa menjadi sumber serat di antaranya serealia, sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Berikut ini adalah beberapa fungsi serat dalam kehidupan manusia, yang saya kumpulkan dari berbagai jurnal ilmiah tentang serat :
- Melancarkan buang air besar
- Menyerap beberapa zat untuk kemudian dibuang ke luar tubuh (diekskresikan), misalnya garam empedu dan kolesterol
- Menyerap kelebihan cairan pada diare
- Menyediakan “makanan” bagi sel-sel usus (enterosit) melalui perantara bakteri baik dan SCFA.
- Meningkatkan pertahanan tubuh garda depan dengan cara menjaga kesehatan sel-sel usus dan mencegah mikroorganisme masuk.
- SCFA yang dihasilkan oleh bakteri baik juga memiliki efek anti-radang.
- Meningkatkan penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, misalnya zat besi.
- Menurunkan risiko terkena kanker usus besar.
- Menyebabkan rasa kenyang lebih lama sehingga membantu mengontrol nafsu makan berlebih dan mencegah obesitas.
- Memperbaiki toleransi terhadap glukosa, dan mencegah sindroma metabolik.
Dengan sedemikian banyaknya fungsi dan peranan serat, masihkah kita enggan makan buah dan sayur?