MENJADI ORANGTUA YANG BAHAGIA (Bagian 2)

15965236_843223432487326_1972687430885145839_n

Halo Ayah Bunda, Assalamu’alaikum :).
Masih ingat dong ya tentang pembahasan bagaimana menjadi orangtua yang bahagia di bagian satu kemarin? Jadi apa kabar inner child? Sudah sukses menghalaunya dari diri kita?

Sesuai janji kami, untuk bagian kedua ini kita akan membahas bagaimana langkah-langkah menjadi orangtua yang bahagia. By the way, bahagia itu apa sih Ayah Bunda?

Saat kita berhasil mencapai sesuatu?
Atau saat kita berhasil memiliki sesuatu? Rumah mewah, mobil idaman, atau anak yang cerdas dan berprestasi?

Jika bahagia diukur dengan parameter demikian, betapa mudahnya bahagia tercerabut dari hidup kita jika hal tersebut di atas hilang. Betul tidak?

Bahagia itu datangnya dari dalam, bukan dari luar diri kita. Nggak asing dong ya dengan pepatah “Happines is made, not given”. Ya, bahagia itu diciptakan dan bukan diberikan. Bahagia adalah saat kita mampu menikmati sesuatu yang ada dan tidak mencari apa yang tidak ada. Bahagia kita tidak akan tergantung pada apa yang kita miliki dan apa yang sudah kita raih.

Maka Ayah Bunda, bahagia ini sangat erat kaitannya dengan berpikir positif yang datang satu paket bersama syukur. Bagaimanapun, Ayah Bunda harus mengapresiasi diri sendiri yang sudah sampai di posisi saat ini. Untuk bisa sampai sejauh ini tentu merupakan hasil dari ikhtiar kita, bantuan dari orang lain dan tentu saja rahmat dari Allah SWT.

Begitupun dengan menjadi orangtua. Betapa besar tanggung jawab yang Ayah Bunda emban untuk merawat dan mendidik buah hati. Namun, hal itu akan terbalas dengan ridho Allah jika dalam menjalaninya selalu kita bingkai dengan sabar, syukur dan selalu berpikir positif.

Jadi sekali lagi, bahagia bukanlah saat dimana Ayah Bunda berhasil mencapai yang sesuatu yang diinginkan, bukan juga saat keadaan berjalan seperti yang diharapkan, melainkan selalu bersyukur di setiap waktu karena kita masih bisa menikmati segala nikmat dan karunia yang ada.

Tentunya jika kita sudah menjadi orangtua yang bahagia, maka kita akan lebih mudah mendidik anak menjadi sosok yang berbahagia pula.

Nah, Ayah Bunda beberapa tips berikut mudah-mudahan bisa menjadi pengingat dan panduan agar kita selalu menjadi orangtua yang bahagia:

1. Meyakini bahwa tidak ada orangtua yang sempurna.

Karena kita adalah manusia biasa, Ayah Bunda. Yang bisa salah, bisa lupa dan bisa lalai. Hal ini perlu kita sadari sepenuhnya. Kenapa? Agar kita bisa berdamai dengan diri sendiri, dan selanjutnya membentangkan jalan untuk selalu memperbaiki diri. Mengupgrade ilmu, meningkatkan kualitas ruhiyah dan selalu memperbaharui cinta dan kasih sayang kita untuk anak-anak.
Karena jika sepanjang hidup kita malah terobsesi menjadi orangtua yang sempurna, keadaan akan berbalik. Kita mudah kesal saat anak-anak berulah, mudah tersulut emosi, uring-uringan dan kemudian mudah sekali dihinggapi stress.

2. Meyakini bahwa tidak ada anak yang sempurna.

Setelah meyakini bahwa tidak ada orangtua yang sempurna, maka demikian pula dengan anak-anak. Dia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Setelah kita berbesar hati dalam menerima kekurangan diri dalam mendidik anak, maka kemudian kita berbesar hati pula dalam menerima segala kekurangan anak.
Anak-anak kita tidak harus menjadi sosok yang sempurna.

Tertekan saat mendengar orangtua lain tak henti menceritakan segala kelebihan anaknya? Stress saat anak-anak ternyata tak mampu memenuhi harapan kita? Hmm, buang jauh-jauh ya Ayah Bunda. Yuk fokus pada kelebihan mereka saja. Fokus pada keunikan yang mereka miliki dan berbahagialah dengan potensi yang Allah titipkan kepada masing-masing mereka.

3. Kita tidak selamanya bersama mereka.

Maka mulai sekarang berhentilah menjadi garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah anak-anak, bahkan saat sebenarnya mereka mampu mengatasinya sendiri. Saya ingat sebuah artikel yang ditulis oleh psikolog Ibu Elly Risman. Sudahlah kita menjadi koki yang memasak untuknya setiap hari, mejadi supir, menjadi guru yang siap sedia mengerjakan PRnya, hingga hal kecil seperti mengikat tali sepatunya.

Sikap over protective seperti di atas dapat menjebak orangtua ke dalam kondisi yang tidak berbahagia. Kenapa? Karena hari-hari kita akan penuh tekanan. Tertekan saat anak terlambat bangun, tertekan saat anak mendapat nilai yang kurang memuaskan, tertekan saat anak semakin lama malah semakin tergantung kepada kita. Di sisi lain, anak jadi tidak terlatih dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Gagap dalam menghadapi masalah dalam kesehariannya. Padahal kesigapannya menyelesaikan masalah merupakan bekal penting untuk tumbuh dewasa.

4. Parenthood before parenting.

Untuk menjadi orangtua yang bahagia, tentu Ayah Bunda tidak bisa berjalan sendiri-sendiri bukan? Hal pertama adalah, Ayah Bunda harus berbahagia dengan pasangan masing-masing. Karena jika sudah berbahagia dengan pasangan, tentunya akan lebih mudah untuk menciptakan lingkungan dan ‘iklim’ yang hangat dan bahagia untuk anak.

5. Sharing is caring.

Merasa kebingungan menghadapi segala ulah si kecil? Merasa frustasi saat anak-anak susah sekali mematuhi aturan yang sudah dibuat? Merasa menjadi orangtua yang paling repot dan menderita sedunia? Hehe, mungkin Ayah dan Bunda perlu mencari dan bergabung dengan komunitas parenting yang sesuai dengan visi misi keluarga Ayah Bunda. Saat ini banyak sekali kok komunitas parenting yang ada.

Selain bisa silaturrahim, Ayah Bunda juga bisa sharing dan menambah wawasan tentang pernak pernik pola asuh si kecil. Dengan berbagi pengalaman, bisa membuat Ayah Bunda merasa tidak sendiri, apalagi jika ternyata pengalaman kita bisa berguna untuk orang lain.

6. Take yor time.

Karena kita bukan robot dan hanya manusia biasa yang sangat bisa dilanda bosan dan jenuh. Dengan rutinitas yang berjalan begitu-begitu saja, penting sekali untuk berhenti sejenak dan rileks dengan diri sendiri. Ayah Bunda tentu punya cara masing-masing kan? Membaca Alquran, mendengar lantunan murottal sambil menulis buku, olahraga, atau apa saja. Just take your time, relaks and be happy!

Jadi, selamat berbahagia, Ayah Bunda 🙂

Sumber :
#Elhana

Category: Tips Parenting
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed.You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − 3 =