? TOILET TRAINING ?
Halo Ayah Bunda, ada yang sedang dalam fase melatih si kecil toilet training? Gimana stok sabarnya, masih aman terkendali kan? ?
Toilet training ini memang salah satu milestone besar buat balita. Dan tidak seperti milestone lainnya, toilet training ini membutuhkan bimbingan yang intens, waktu dan kesabaran yang banyak. Bahkan ada psikolog yang menyebut toilet training ini sebagai one of the big parenting war. Setuju nggak, Ayah Bunda?
Tapi meskipun begitu, dengan trik dan metode yang tepat, si kecil bisa kok sukses toilet training. Bahkan dalam waktu yang relatif singkat.
? Ini dia beberapa trik toilet training:
1. Pastikan orang tua dan balita sama-sama siap.
Untuk orang tua, jelas ya. Karena kita yang akan menghadapi langsung. Harus jaga emosi dan memperbanyak stok sabar. Kita juga harus menjaga jangan sampai menjugde saat anak ‘kelepasan’ pup atau pipis di celana. Stay calm, dan terus sounding terkait aturan toilet training ini.
Nah, kalau untuk balita, umumnya akan siap dilatih toilet training saat otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih. Biasanya di usia 18 bulan ke atas. Selain itu ditandai juga dengan kesiapan fisik dan emosi serta bahasa di usia 2-3 tahun.
Jika si kecil sudah bisa duduk tegak, diapernya kering 2-3 jam, mampu memahami instruksi sederhana dan sudah mampu mengatakan keinginannya, maka insya Allah dia sudah siap masuk ke fase toilet training.
2. Biasakan kegiatan kamar mandi
Ayah Bunda bisa mulai dengan mengenalkan kegiatan kamar mandi pada si kecil. Biasakan pipis dan pup di potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya.
Perlihatkan ketika Ayah Bunda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset.
Ceritakan secara sederhana fungsi toilet dan cara menggunakannya, cara pipis dan pup, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau dongeng tentang pispot/toilet, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.
3. Atur jadwal dan konsisten
Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya si kecil biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 2 jam sekali.
Siklus pipis dan pup ini memudahkan Ayah Bunda mengajaknya menyalurkan dorongan pipis dan pup di tempat dan waktu yang tepat.
Pastikan pula Ayah Bunda mampu secara konsisten melaksanakan jadwal yang sudah diterapkan sehingga tidak terjadi kebingungan.
4. Apresiasi
Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian, atau bisa menggunakan reward berupa stiker lucu dan menarik.
Kalaupun terjadi ‘kelepasan’, pasang saja wajah datar sembari sounding bahwa pipis atau pup itu tempatnya di toilet. Hindari untuk menghukumnya ya, Ayah Bunda. Karena wajah marah dan kecewa kita hanya akan membuatnya takut dan malah berakibat si kecil tidak mau bilang kalau ingin pipis atau pup.
5. Metodenya apa ya?
Nah, Ayah Bunda, untuk metode toilet training sendiri cukup banyak. Ada yang pakai metode kasual yang tanpa tatur (mengajak anak secara berkala ke toilet). Jadi cukup menanyakan apakah anak ingin ke toilet jika Ia menunjukkan sinyal ingin pipis atau pup.
Ada juga yang memakai metode 3 hari, yang sesuai namanya katanya metode ini membuat anak sukses toilet training hanya dalam waktu 3 hari saja. Caranya dengan menyiapkan waktu khusus, biasanya di weekend agar lebih maksimal untuk melatih si kecil.
Ada juga metode deadline. Jadi metode ini berfokus pada hasil akhir, misalnya tujuannya agar saat masuk preschool nanti, anak sudah terampil potty training. Katakan pada anak agar bisa masuk preschool, ia mesti berlatih ke kamar mandi setiap ingin pipis atau pup. Jika perlu, buat juga jadwal jam berapa saja anak perlu ke toilet.
Pilihan ada di tangan Ayah Bunda, mana yang sekiranya paling cocok dan paling mudah diikuti. Dan seperti yang sudah ditulis di awal artikel ini, bahwa toilet training memang milestone besar yang butuh bimbingan intens, waktu dan kesabaran yang banyak. Tapi Ayah Bunda dan si kecil pasti bisa! ?
Semangaaat^^
-Sumber elhana-
Tinggalkan Balasan